Tujuh Bulan Kekeringan, Warga Tepekong Grogol Selatan Akhirnya Bisa Akses Air Bersih Lagi

Musim kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan belakangan kian perih dirasakan warga RW 11 Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Bukan hanya tidak adanya sumber air tanah, jaringan pipa air bersih milik PT PALYJA diketahui mati sejak lama.

Kekeringan yang terjadi diceritakan Abu Bakar, warga Jalan Tepekong RT 06/11 Grogol Selatan, telah dirasakan warga sejak tujuh bulan lalu, tepatnya akhir bulan Desember 2018. Derasnya air bersih PT PALYJA yang menjadi sumber air bersih utama warga itu berangsur mengecil hingga sirna.

Berulang kali keran dibuka, tidak ada setetes air pun yang keluar dari sambungan pipa dari sekitar 50 rumah warga.

Sementara, sebagian besar warga tidak memiliki sumber air tanah lantaran mereka merupakan pelanggan lama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya yang kini dikelola oleh PT PALYJA.

“Begitu air PAM (PALYJA) nggak keluar, semuanya bingung, ini ada apa? Padahal sebelumnya itu deres, begitu keran kita buka, air kenceng. Eh ini tiba-tiba mati,” ungkap pria asli betawi yang akrab disapa Babe Sabeli itu bercerita.

Penasaran dengan fenomena yang terjadi, dirinya bersama warga memperhatikan proyek pambangunan saluran air berukuran besar yang membelah Jalan Tepekong, mulai dari Klenteng Bio Hok Tek Tjeng Sin hingga Kali Sekretaris.

Proyek pembuatan saluran air sedalam tiga hingga lima meter sepanjang sekitar 200 meter itu katanya mengangkat jaringan pipa saluran air bawah tanah berukuran besar atau buis beton yang sebelumnya sudah tertanam pada akhir tahun 2010 silam.

Dirinya menduga, proyek yang dikerjakan kontraktor atas pengadaan saluran air Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan itu menyebabkan kebocoran pipa distribusi air bersih PT PALYJA.

Sehingga, penyaluran air bersih ke rumah warga menjadi terganggu hingga mati.

“Kita curiganya karena itu (proyek), pas digali terus diangkat buis yang lama itu bikin bocor pipa PAM. Kita sudah komplain ke kontraktornya, tapi nggak digubris, sampe kita pernah blokir jalan pakai ambulans supaya kontraktor atau Sudin SDA Jakarta Selatan bisa benerin pipa PAM lagi,” ungkapnya.

Namun, keluhan serta aksi turun ke jalan yang senyatanya ditujukan untuk perbaikan saluran pipa distribusi air bersih PT PALYJA tidak kunjung dihiraukan.

Kontraktor katanya tetap asik menyelesaikan pekerjaan dan menutup seluruh permukaan jalan dengan aspal.

“Itu kejadian di bulan ketiga, kita coba ngalah, biar aja mereka selesain pekerjaan, soalnya semuanya berantakan, tanah di mana-mana, galian juga dalem kan bahaya, apalagi waktu itu musim hujan, galian ngegenang,” jelasnya.

Kecewa dengan sikap kontraktor maupun Sudin SDA Jakarta Selatan, dirinya bersama warga kemudian bersurat kepada Wali Kota Jakarta Selatan yang ditembuskan kepada Dinas SDA DKI Jakarta.

Namun, kekecewaan kembali dirasakan karena tidak ada solusi yang diberikan.

Namun, laporan keluhan warga kini telah disampaikan kepada pihak PT PALYJA.

Petugas pemeliharaan PT PALYJA katanya segera mencari sumber masalah yang di ketahui berasal dari kebocoran pipa distribusi air bersih menuju rumah warga.

“Alhamdulillah sekarang sudah keluar airnya, warga udah nggak kesusahan lagi dapet air bersih,” tutupnya.

sumber: https://wartakota.tribunnews.com/2019/08/12/tujuh-bulan-kekeringan-warga-tepekong-grogol-selatan-akhirnya-bisa-akses-air-bersih-lagi