Aquadvanced Antisipasi Keluhan Pelanggan

Permasalahan yang sering dikeluhkan pelanggan air di Jakarta adalah layanan kualitas, ketersediaan, dan kontinuitas pasokan air bersih di Jakarta. Berbagai terobosan teknologi telah dilakukan PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) untuk menjawab permasalahan ini. Salah satunya dengan penggunaan gas helium untuk deteksi kebocoran pipa air.

Inisiasi ini telah dimulai sejak 2006 dengan menginjeksikan helium ke dalam pipa air dan turut mengalir di sepanjang aliran pipa. Gas helium akan keluar dari pipa yang bocor. Pada saat di permukaan tanah atau pada tekanan atmosfer, helium akan terpisah dari air dan tertahan di dalam tanah selama empat hari. Nah, saat itulah petugas PALYJA dapat mengetahui letak pipa yang bocor dengan detektor gas helium. Deteksi awal adanya kebocoran ini membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan dalam hitungan hari.

Namun, dalam era digital sekarang, deteksi awal kebocoran pipa air dapat terpantau lebih cepat melalui Aquadvanced. Perangkat lunak canggih ini mengintegrasikan data yang berasal dari aplikasi Topkapi dan Long Term Data Base (LTDB) untuk analisis dan interpretasi data. Division Head Strategic Improvement PALYJA untuk pengembangan Aquadvanced, Satata Hadi Widada, mengatakan, “Saat ini, kami telah mencapai tahapan kedua, hidrolika, yaitu monitor tekanan dan volume air di jaringan pipa air dan menganalisis penyebabnya apabila terjadi gangguan. Sebelumnya, tahapan awal sudah tercapai, yaitu pemasangan lebih dari 200 sensor kebocoran di semua pipa air PALYJA untuk memantau kelancaran aliran air.”

Lebih lanjut, Satata menjelaskan, “Prinsip kerjanya, ketika air masuk, tekanan dan volumenya diukur menggunakan sensor di lapangan. Setiap 15 menit, data dikirim ke Topkapi melalui logger yang terpasang dengan sim card GSM dan GPRS. Sedangkan untuk instalasi pengolahan air di Cilandak, Pejompongan, dan Taman Kota, kami menggunakan fiber optik untuk transfer data hidroliknya. Selanjutnya, Topkapi akan menyajikan data secara REAL TIME dan LTDB menampilkan grafik dan datanya, sekaligus melakukan penyimpanan data untuk jangka waktu panjang. Sinergi dua alat pantau ini menyediakan data mentah yang siap dianalisis perangkat lunak Aquadvanced.”

 “Tahapan ketiga, yang dijadwalkan rampung pada akhir 2017, adalah pemetaan data pelanggan. Data pelanggan dapat diketahui dari distribution monitoring and control center, yang meliputi koordinat lokasi dan peta kepadatan daerahnya. Sehingga, apabila ada jaringan pipa yang tidak berfungsi dengan baik, identitas pelanggannya dapat langsung diketahui. Dengan demikian, tindakan perbaikan dapat langsung dieksekusi di lapangan tanpa harus menunggu pelanggan komplain. Ini lebih preventif sifatnya,” katanya.

Inovasi dari SUEZ ini sudah lebih dulu diterapkan di Makau, Cina. Memasuki tahun kelima implementasinya, Aquadvanced telah mencapai tahapan keempat dan kelima, yaitu kualitas air bersih dan efisiensi energi. Di Negeri Tirai Bambu, kualitas air bersih yang bebas klorin dapat terpantau melalui Aquadvanced, yang tentu didahului dengan pemasangan sensor di semua jaringan pipa air. Untuk efisiensi energi, Makau berhasil mengkonfigurasi pompa yang tersedia untuk menghasilkan energi terendah ramah lingkungan.

“Untuk mencapai fase tersebut, Indonesia masih dalam bimbingan asistensi SUEZ sampai lima tahun ke depan. Saat ini, kami berfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan. Apabila kebocoran pipa dapat cepat terdeteksi, masalah akan cepat teratasi, otomatis air yang hilang lebih sedikit dan jumlah air yang sampai ke pelanggan lebih banyak.” Target penerapan Aquadvanced adalah turunnya keluhan pelanggan, ucap Satata mengakhiri pembicaraanya.

sumber: https://www.tempo.co/read/news/2017/08/03/299896843/aquadvanced-antisipasi-keluhan-pelanggan