Mengenal Aquadvanced, Teknologi Pemantau Jaringan Pipa PALYJA

Jakarta, www.kompas.com – Kiprah PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) sebagai penyedia air minum untuk wilayah barat Jakarta tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi yang mumpuni. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang terus meningkat, sejak tahun 1998 hingga saat ini PALYJA selalu memperbarui teknologi pendukung untuk mengoptimalkan pengelolaan jaringan dan distribusi air ke warga Jakarta.

Salah satu pembaharuan teknologi yang dilakukan PALYJA adalah teknologi untuk memonitor dan menganalisis jaringan. Teknologi tersebut berupa aplikasi bernama Aquadvanced. Aplikasi itu mampu mendeteksi apabila ada jaringan yang tidak berfungsi dengan baik, lalu menganalisis penyebabnya.

Aquadvanced melengkapi dan menyempurnakan teknologi yang sebelumnya digunakan oleh PALYJA untuk fungsi yang sama, yakni memantau performa jaringan. Teknologi tersebut berupa aplikasi bernama Topkapi dan Long Term Database (LTDB). Sebelum mengenal teknologi Aquadvanced lebih jauh, mari ketahui dulu mengenai teknologi Topkapi dan LTDB.

PALYJA menggunakan beberapa elemen untuk memantau jaringan pipa air di wilayah distribusinya. Pertama, sensor yang terpasang pada pipa-pipa air. Sensor tersebut berfungsi mengirim sinyal jika ada ketidaknormalan pada performa jaringan, salah satu contohnya penurunan atau kenaikan tekanan dan aliran air secara drastis.

Sinyal tersebut dikirim ke aplikasi Topkapi yang ada di Distribution Monitoring and Control Center (DMCC) PALYJA di IPA 1 Pejompongan, Jakarta. Topkapi menginformasikan data dari sensor secara real-time, tetapi tidak mempunyai server untuk penyimpanan data dalam jangka waktu yang panjang. Padahal, tentu saja PALYJA membutuhkan database untuk menganalisis data jika ada gangguan pada jaringan.

Maka, fungsi penyimpanan atau storage dilakukan oleh aplikasi LTDB. LTDB mampu menampilkan grafik dan data yang diterima Topkapi dari sensor di lapangan, sekaligus melakukan penyimpanan data untuk jangka waktu yang panjang.

Kolaborasi aplikasi Topkapi dan LTDB dapat menunjukkan grafik dan data tekanan dan debit air dari setiap wilayah PALYJA. Data tersebut dapat diakses oleh petugas PALYJA di DMCC.

Namun kolaborasi kedua aplikasi tersebut tidak memberi interpretasi atau analisis atas data yang diterima dari sensor. Tugas analisis itu dilakukan oleh tim studi di PALYJA. Dari analisis, ditemukan kesimpulan penyebab terjadinya peristiwa yang ditangkap oleh sensor, lalu tim memberi rekomendasi untuk penanganannya.

Improvement Network Project Department Head PALYJA Ervin Mansyur  mengatakan, PALYJA menyadari fungsi validasi dan analisis data adalah proses penting yang tidak bisa dilewatkan. Kebutuhan analisis data amat penting bagi keberlangsungan performa jaringan yang optimal.

Bersamaan dengan itu, pada tahun 2014 Suez Environnement, perusahaan pengolahan air asal Perancis yang juga merupakan induk perusahaan PALYJA, berinovasi dengan mengembangkan aplikasi Aquadvanced. Aplikasi tersebut dilengkapi dengan fungsi interpretasi dan analisis data, sebuah fungsi yang tidak dimiliki oleh Topkapi dan LTDB.

Dari situ, Ervin menyatakan, PALYJA menilai aplikasi Aquadvanced dibutuhkan. Sebab, Aquadvanced mampu menganalisa data yang disediakan oleh sensor, Topkapi, dan LTDB, sesuai dengan kebutuhan PALYJA.

“Aquadvanced unggul karena melakukan analisa sesuai dengan kebutuhan kami. Aplikasi ini seperti ‘dokter’-nya, lah. Jadi ada mesin yang menunjukkan data-data, kemudian ada dokter yang menginterpretasi dan memberi hasil analisis berupa informasi yang kami butuhkan,” tutur Ervin di Jakarta, Jumat (13/1/2017) lalu.

Aquadvanced mampu mendeteksi dan menotifikasi jaringan yang tidak berfungsi dengan baik, misalnya ketika tekanan air turun atau naik drastis, serta konsumsi air pelanggan yang tidak normal. Dari data tersebut, Aquadvanced bisa menganalisis penyebabnya serta mengkalkulasikan estimasi berapa persen non-revenue water (NRW) atau kehilangan air di setiap wilayah distribusi air PALYJA. Semua itu dilakukan secara otomatis dan cepat.

Dengan demikian, kata Ervin, Aquadvanced meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, serta mempercepat respons dan aksi penanganan jika terjadi gangguan di jaringan. Mengapa lebih cepat? Sebab Aquadvanced memangkas proses analisis yang tadinya harus dilakukan oleh tim studi PALYJA. Ervin menuturkan, proses analisis oleh tim studi PALYJA dan penanganan bisa dilakukan dalam hitungan bulan, sedangkan dengan Aquadvanced proses tersebut bisa diselesaikan dalam hitungan hari.

“Sebelum ada komplain, kami sudah tahu duluan jika ada yang tidak beres. Lalu kami melakukan pengecekan dan penanganan secara cepat. Jadi sebenarnya ini bisa dikatakan mencegah adanya komplain dari masyarakat,” kata Ervin.

Perubahan yang terasa

Sejak dioperasikan mulai Desember 2016, Aquadvanced membawa sejumlah perubahan, khususnya bagi pekerja di PALYJA. Aplikasi ini memungkinkan adanya interaksi langsung antara tim atau orang yang memonitor pergerakan jaringan pipa air PALYJA. Interaksi itu difasilitasi oleh fitur komentar.

Orang yang mengakses aplikasi tersebut dapat memberi komentar dan berdiskusi ketika ada peristiwa atau anomali pada jaringan. Dampaknya, setiap langkah penyelesaian masalah jaringan dan suplai air bisa selalu terpantau.

Hal itu juga berpengaruh pada kecepatan respons. Ervin mengatakan, notifikasi dan analisis ketidaknormalan pada jaringan akan segera ditindaklanjuti oleh PALYJA sebelum dampaknya dirasakan oleh pelanggan. Artinya, Aquadvanced dapat membantu menjagPALYJAa level pelayanan untuk pelanggan, karena mampu mencegah atau mengantisipasi adanya gangguan suplai air.

Aquadvanced dapat diakses oleh semua karyawan PALYJA yang mendapat akses log in dengan akun PALYJA. Aplikasi ini bukan hanya dapat diakses dari DMCC saja, melainkan bisa diakses dari mana saja, lewat ponsel pintar, tablet, atau laptop.

sumber: http://biz.kompas.com/read/2017/01/16/181206728/mengenal.aquadvanced.teknologi.pemantau.jaringan.pipa.palyja