Turunkan Angka Kehilangan Air, PALYJA Manfaatkan Teknologi Mutakhir

Jakarta, www.kompas.com – Operator penyediaan air minum untuk wilayah barat Jakarta PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) terus menekan angka non-revenue water (NRW) atau tingkat kehilangan. Per Desember 2015, PALYJA menekan tingkat NRW sehingga menjadi 39,3 persen. Penurunan tingkat NRW tidak terlepas dari pemanfaatan berbagai teknologi yang mumpuni.

Seperti diketahui, ada dua jenis penyebab NRW, yakni kehilangan fisik dan kehilangan komersial. Kehilangan fisik disebabkan oleh kebocoran di pipa transmisi dan distribusi. Sementara kehilangan komersial disebabkan oleh anomali meter, sambungan ilegal, dan penggunaan ilegal.

Non-Revenue Water & Asset Strategy Department Head PALYJA Febrio Awananto mengatakan selama ini PALYJA terus menggunakan teknologi mutakhir untuk menekan NRW. Pemanfaatan teknologi itu terutama dilakukan pada perbaikan pipa jaringan.

Untuk mendeteksi masalah kebocoran pipa misalnya, Awananto mengatakan, PALYJA menggunakan metode injeksi gas helium. “Injeksi helium di satu titik. Lalu kami jalan di sepanjang jalur pipa yang diinjeksi tadi. Setelah itu kami cek, apakah terdeteksi helium keluar dari pipa atau tidak? Kalau keluar, kami coba gali di titik terdekat dengan sensor helium tadi,” tutur Awananto di Jakarta, Senin (16/1/2017).

Metode injeksi helium ini dilakukan pada pipa-pipa kecil, atau pipa distribusi PALYJA. Sementara untuk mendeteksi kebocoran di pipa besar atau pipa transmisi, PALYJA menggunakan kamera berteknologi tinggi bernama JD7.

Untuk mendeteksi kebocoran, JD7 dimasukan ke dalam jaringan pipa primer atau transmisi. JD7 dapat berjalan sejauh 1 km dalam jaringan pipa primer dan merekam segala aktivitas yang terjadi dalam bentuk audio dan visual.

Lantas, seberapa efektif penggunaan teknologi tersebut untuk menangani kebocoran? Awananto menyatakan, fungsi JD7 efektif untuk mendeteksi kebocoran di pipa-pipa besar. Begitu pun dengan injeksi gas helium, efektif bekerja untuk mendeteksi kebocoran di pipa kecil. Hasil deteksi dari kedua alat tersebut membuat respons dan penanganan terhadap kebocoran bisa dilakukan dengan segera.

Ditambah lagi, selama sebulan ini, tepatnya sejak Desember 2016, PALYJA memanfaatkan sebuah aplikasi bernama Aquadvanced. Aplikasi ini berfungsi mendeteksi anomali pada jaringan pipa PALYJA, lalu menganalisis penyebabnya.

Deteksi tersebut dilakukan oleh sensor yang terpasang pada pipa PALYJA, kemudian disambungkan ke perangkat komputer yang telah dipasangi aplikasi Aquadvanced. Jadi, tanpa harus ke lapangan, karyawan PALYJA dapat memantau ketidaknormalan jaringan pipa di berbagai lokasi, dari mana saja dan kapan saja.

Aquadvanced, kata Awananto, dipercaya dapat membantu menekan NRW yang disebabkan oleh kehilangan fisik secara lebih efektif dan cepat. Aplikasi ini mampu mendeteksi lokasi kebocoran dengan akurat sehingga perbaikan pipa bisa langsung dilakukan ke lokasi yang tepat, tanpa harus mencari-cari terlebih dahulu.

“Aquadvanced lebih berpengaruh untuk menangani masalah kehilangan fisik. Ketika ada kebocoran yang baru terjadi, Aquadvanced bisa langsung mendeteksi dan menganalisis itu. Kemampuan aplikasi itu bisa lebih cepat mengurangi kebocoran, karena selama ini banyak kebocoran yang kita tidak ketahui tempatnya di mana,” tutur Awananto.

Tak cukup didukung dengan teknologi yang canggih. Pemanfaatan teknologi sebenarnya harus diimbangi juga dengan keadaan infrastruktur atau tata kota. Awananto mengatakan, penggunaan teknologi bisa jadi macet karena kondisi jalan yang semakin berkembang. Saat ini, kondisi jalan semakin berlapis. Akibatnya, letak pipa PALYJA jadi semakin dalam.

“Injeksi helium itu efektif, tetapi sekarang problem-nya kalau tanah di kota ini sudah terlalu dalam, padat sekali, heliumnya tidak bisa keluar ke permukaan tanah. Hasilnya, ya tidak terdeteksi. Padahal dulu kami masih bisa mendeteksi kebocoran dengan efektif, ketika kondisi jalanan belum terlalu berlapis-lapis tanah dan beton. Itu efektif sekali,” tutur Awananto.

Ia mengaku, PALYJA sedang mencari jalan keluar atas kendala ini. PALYJA terus mengembangkan dan menyempurnakan teknologi yang digunakan agar tetap dapat berfungsi dengan optimal dan efektif. “Sudah kami sampaikan kendala ini ke tim expert-nya di Perancis,” kata Awananto.

sumber: http://biz.kompas.com/read/2017/01/19/202346728/turunkan.angka.kehilangan.air.palyja.manfaatkan.teknologi.mutakhir