Susur Sungai Ciliwung, Bangun Kesadaran Generasi Muda Se-Asia Tenggara

Sungai Ciliwung yang membentang dari hulu di Puncak Bogor sampai dengan hilir kota Jakarta, memiliki permasalahan serius pada sistem hidrologi daerah aliran sungai (DAS).

Sekretaris Jenderal Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) Astit Karliansyah mengatakan, permasalahan utamanya adalah daerah konservasi yang semakin berkurang dan beban pencemaran limbah domestik ataupun limbah industri. “Selain itu fluktuasi debit air sungai pada musim kemarau dan penghujan menjadi ancaman tersendiri terhadap datangnya banjir rutin di kawasan tersebut,” ujarnya pada saat membuka kegiatan Susur Sungai Ciliwung, yang dimulai dari kantor GCB dan berakhir di Museum Tekstil, Tanah Abang, Minggu, 5 Agustus 2018.

Kegiatan ini diikuti oleh 61 pemimpin muda dari  11 negara di Asia Tenggara dengan rentang usia 18 sampai 25 tahun yang tergabung dalam Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI).

YSEALI merupakan program dari pemerintah Amerika dalam pengembangan jiwa kepemimpinan dan jaringan generasi muda di Asia Tenggara. YSEALI bertujuan memperkuat hubungan antara Amerika Serikat dan Asia Tenggara, sekaligus mendorong komunitas pemimpin ASEAN untuk bekerja lintas batas memecahkan permasalahan yang ada.

Dalam kegiatan susur sungai ini, organisasi kepemudaan ini mendapat dukungan dari  Divers Clean Action (DCA), PAM Jaya, dan PALYJA. DCA merupakan organisasi  yang berkaitan dengan kepedulian sampah di air baik di laut ataupun sungai.

Astit Karliansyah menyambut baik kegiatan ini, Kegiatan Susur Sungai Ciliwung meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap permasalahan menahun Jakarta. Sedangkan tujuan GCB adalah memfasilitasi kerjasama berbagai pihak untuk membangun kemitraan menuju Ciliwung Bersih.

“GCB juga mendukung kebijakan peningkatan kualitas air sungai melalui partisipasi aktif dan kreativitas masyarakat dalam menurunkan beban pencemaran sungai, dan mendorong peningkatan upaya konservasi sungai dan kebersihan di hulu Sungai Ciliwung,” katanya menjelaskan.

GCB mulai didirikan pada 1989, dan mengalami revitalisasi pada 2012. GCB menjadi  fasilitator untuk membangun kemitraan antar berbagai pihak yang peduli dan bertanggung jawab menjadikan sungai Ciliwung menjadi sungai yang bersih, dan dapat digunakan kembali untuk berbagai aktivitas sebagai sumber air minum, pariwisata, sarana pergubungan dan lain-lain.

Berbagai pihak yang terlibat antara lain Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pekerjaan Umum, BUMN, PAM JAYA, PALYJA, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha.

Ditempat yang sama, Pendiri dan Direktur Eksekutif  Divers Clean Action (DCA), Swietenia Puspa Lestari, menjelaskan, kegiatan susur sungai  Ini merupakan rangkaian dari “YSEALI Marine Debris Expedition” yang berlangsung dari 4 sampai 9 Agustus 2018. “Rencananya, delegasi muda ini juga akan mengunjungi Kepulauan Seribu, dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi,” ucapnya.

Swietenia menambahkan, selama lima hari workshop dan kunjungan lapangan, terbagi dalam sepuluh kelompok. “Mereka melakukan observasi, belajar praktik terbaik dalam pengelolaan limbah, masalah sampah laut, dan memahami sungai sebagai faktor kunci keberhasilan dalam mencegah serta memerangi sampah laut. Di akhir kegiatan akan dihasilkan rencana aksi berupa usulan fasilitas daur ulang, kampanye sosial, social entrepreneur, dan dampak sosial lainnya yang dapat diaplikasikan di negara masing-masing,” ujar Swietenia.

Pemenang usulan proyek ini, akan diundang menghadiri Our Ocean Youth Leadership Summit di Bali. Acara nanti bertepatan dengan Our Ocean Conference yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada 29 sampai 31 Oktober 2018. (*)

sumber : https://nasional.tempo.co/read/1114337/susur-sungai-ciliwung-bangun-kesadaran-generasi-muda-se-asia-tenggara/full&Paging=Otomatis